Selasa, Mei 03, 2011

Stand by Your Man

Sore itu aku numpang mobil ibu Widya pulang ke rumah. Karena kebetulan arah rumah kami satu jalur. Sepanjang jalan ada satu lagu yang diulang-ulang terus oleh ibu Widya. Lagu itu sih tidak terlalu ku kenal, maklum dia termasuk lagu oldies tahun 60 an kayaknya. Itu ku terka saja dari musiknya. Musiknya bergenre country, agak ngebit namun enak di dengar. Sangking penasarannya aku bertanya:

"Kok direwind terus bu lagu itu? Emang lagu favoritnya ya?"
"Iya, aku suka musik dan kata-kata dalam syair lagu ini !" Jawab ibu Widya.
"Memangnya tentang apa sih syair lagu itu?"
"Susah juga ya dari tadi kamu dengar lagu ini tapi gak tau apa isinya?"
"Maklum bu syairnya bahasa Inggris...jadi gak familiar di telinga..."
"Payah listening dunk..."
" Hahahaha...betul-betul-betul. Btw...apa donk isinya bu?" Tanyaku lagi...
" Kalo gitu kita rewind lagi ya..!" Ibu Widya pun memencet tombol MP3 Player dimobilnya ke nomor lagu itu. Aku mencoba menyimak kata-katanya. Kalau tidak salah begini bunyinya :

Sometimes its hard to be a woman
Givin all your love to just one man
You'll have bad times and he'll have good times
Doing things that you dont understand

But if you love him you'll forgive him
Even though he's hard to understand
And if you love him
Oh be proud of him
Cause after all he's just a man

"O..o....o...dalam banget artinya buw...!"Tanyaku tanpa memperhatikan mata Ibu Widya yang mulai berkata-kata. Lama dia terdiam tanpa komentar, membuat ku menoleh ke arahnya. Ku lihat ada setitik air mata yang hampir jatuh di sudut matanya.
"Ibu kenapa?" tanyaku setengah kaget melihat reaksi melankolisnya.
"Gak pa pa Yan. Aku hanya tersentuh aja dengan kata-kata lagu-lagu ini. Itu yang membuat ku sedih." Ibu Widyapun menyeka matanya yang mulai basah, sambil tetap menyetir mobil. Aku baru teringat bahwa Ibu Widya sudah lama menjanda. Mungkin dia mengenang kembali masa-masa indahnya waktu bersama-sama dengan mantan suami dan anak-anak mereka sehingga menjadi melankolis.
"Bulan depan Zena menikah Yan." Cerita ibu Widya dengan suara serak.
"Iya bu, akhirnya menikah juga anak ibu. Itukan berita bahagia bu?kenapa ibu malah sedih?" Tanyaku semata-mata hanya untuk membuatnya tidak terlalu sedih.
"Betul katanya ibu muda. Hanya itu berarti aku harus bersanding dengan papanya Zena di pelaminan. Kami kan sudah lama berpisah dan tidak pernah saling berhubungan lagi. Hanya anak-anak yang terus berhubungan dengan dia."
"Jadi ibu merasa risih bersanding dengan beliau?" terka ku sekenanya.
"Tidak juga Yan...Hanya tidak terbiasa saja. Kami berpisah 20 tahun yang lalu ketika Zena masih berumur 5 tahun. Dan sejak itu kami tidak pernah berhubungan dan berkomunikasi lagi. Dulu waktu anak-anak masih kecil-kecil, bude dan pade mereka yang membantu mereka untuk bertemu dengan ayahnya. Tapi sejak anak-anak menginjak dewasa, mereka sudah bisa sendiri bertemu dengan ayah mereka."
"Itu berarti ini pertemuan pertama lagi setelah ibu berpisah?"Tanyaku lagi.
"Iya Yan. Makanya lagunya Tammy Wynette ini sangat cocok buatku. Hahahah..."Ibu Widya tertawa renyah seakan melupakan kisah sedihnya.
"Lagu itu mengatakan bahwa Kadang-kadang sulit untuk menjadi seorang wanita, memberikan semua cintanya hanya untuk satu orang laki-laki. Wanita akan memiliki waktu buruk dan pria akan memiliki waktu yang baik. Sehingga kadang wanita melakukan hal-hal tidak dimengerti. Tetapi jika kau mencintainya maka kau akan memaafkannya. Meskipun dia sulit dimengerti. Tapi meski begitu kau dituntut untuk tetap berdiri di sampingnya. Stand by Your Man." Panjang lebar Ibu Widya menjelaskan makna lagu sekaligus menggambarkan isi hatinya. Aku kehabisan kata-kata untuk menimpali penjelasan ibu Widya. Aku pun tergerus untuk semakin menikmati bait-bait selanjutnya lagu itu,

Stand by your man
Give him two arms to cling to
And something warm to come to
When nights are cold and lonely

Stand by your man
And show the world you love him
Keep givin all the love you can
Stand by your man....

"Bu, aku turun disini bu !" Pintaku saat tiba di depan jalan masuk rumahku.
"Oya sudah sampai ternyata...." Ibu Widya kemudian menyetop mobilnya di pingir jalan. Aku mengucapkan terima kasih padanya sambil melambaikan tangan. Mobil itu berlalu meninggalkan deru asap yang menimpaku. Seorang seperti ibu Widya hanya satu dari sekian perempuan yang tetap tegar melalui kehidupan sebagai single parent. Semoga ia mampu tetap berdiri di samping ayah dari anak-anaknya saat Zena menikah nanti, meski hanya beberapa saat saja dan mungkin menyakitkan baginya tapi harus tetap dilakukannya. Berdiri disamping orang yang dicintainya sekaligus dibencinya karena telah memilih perempuan lain. Ya semoga....!

Tidak ada komentar:

Kumpulan Artikel

'........melihat, mengamati,merasakan, dan menuangkannya dalam tulisan.....'