Kamis, Desember 28, 2006

Cerita Sebuah Radio Komunitas Kampus

The Voice of Agriculture, itulah slogan dari radio komunitas kampus Agri FM milik Institut Pertanian Bogor (IPB). Radio ini adalah salah satu radio komunitas yang masih saja eksis berdiri,paling tidak sampai saya berkunjung di kota Bogor akhir tahun 2006. Tercatat telah 13 tahun mengudara meski mengalami break beberapa saat, tapi kemudian kembali mengudara lagi. Apa yang membuat radio ini bisa eksis?
Kehadiran Radio Komunitas berawal dari hobby dan kebutuhan media untudarauk melakukan proses sosialisasi baik yang dilakukan perorangan maupun lembaga masyarakat. Beberapa diantaranya akhirnya menjadikan radio sebagai sarana bisnis untuk mendapatkan keuntungan finansial. Sehingga selanjutnya mereka mengemas pelaksanaan siaran dengan konsep ekonomi yang diharapkan akan memperoleh manfaat ekonomi juga. Dari situ mereka kemudian menentukan kebijakan pola, strategi bahkan tempat dan dalam melaksanakan siaran berpedoman pada faktor-faktor yang menguntungkan. Radio-radio ini pun yang kemudian dikenal sebagai radio siaran swasta yang bergabung dalam PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia) maupun Asosiasi Radio Swasta Indonesia (ARS). Konsekuensi ini membuat banyak masyarakat di wilayah Nusantara yang belum terlayani oleh siaran radio (blank spot) terutama di daerah pedalaman. Sehingga radio komunitas sebetulnya hadir untuk mengisi keterbatasan lembaga penyiaran lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi.


Radio komunitas di Indonesia mulai berkembang tahun 2000 dan merupakan buah dari reformasi politik tahun 1998 yang ditandai dengan dibubarkannya Departemen Penerangan, yang otoritas tunggal pengendali media berada di tangan pemerintah. Keberadaan radio komunitas di Indonesia semakin kuat setelah disahkannya Undang-Undang No.32 tahun 2002 tentang Penyiaran yang secara eksplisit menyebutkan Lembaga Penyiaran Komunitas sebagai bagian dari sistem penyiaran Indonesia. Media ini juga merupakan media yang dibangun, dikelola serta diperuntukan oleh masyarakat (komunitas) sendiri. Media ini tidak mencari laba (non provit), bersifat lokal, wilayah siaran yang sempit (hanya menjangkau 2,5 km) dan isi program berdasarkan kebutuhan komunitasnya.

Adapun fungsi radio komunitas secara praktek adalah ikut berpartisipasi dalam penyampaian informasi yang dibutuhkan komunitasnya baik menyangkut aspirasi warga masyarakat maupun program-program yang dilakukan pemerintah (monitoring kebijakan public) ditingkat lokal untuk bersama-sama menggali masalah dan mengembangkan potensi yang ada dilingkungannya. Keberadaan radio komunitas juga untuk menciptakan tata pemerintahan yang baik dengan memandang azas-azas hak asasi manusia, keadilan dan informasi. Ada empat tipe radio komunitas yaitu : 1. Radio komunitas berbasis komunitas seperti masyarakat adat, masyarakat desa dan pemulung sampah. 2. Radio komunitas berbasis isu (isu pendidikan, lingkungan, pembangunan kota, seni budaya dan pemuda). 3. Radio komunitas berbasis hobi berupa musik dan motor dan 4. Radio komunitas berbasis kampus.

Radio kampus adalah radio berbasis mahasiswa. Jika dibandingkan dengan media cetak terbitan mahasiswa (pers mahasiswa) eksistensi radio kampus dirasakan kurang maksimal dan jarang dibahas. Bahkan kurang mendapat perhatian baik dari birokrat kampus maupun mahasiswanya sendiri. Meski demikian para pegiat radio kampus tetap berusaha menjalankan kegiatan mereka meski dengan dana, alat dan waktu yang terbatas. Bahkan banyak di antara radio-radio kampus di Indonesia yang telah lama vakum namun ada yang masih tetap bertahan meski banyak mengalami kendala.

Salah satu radio kampus yang masih eksis hingga saat ini seperti yang saya sebutkan diawal tulisan ini adalah Radio Komunitas Agri FM. Radio ini berdiri tahun 1993 di bawah Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB). Dan tujuannya sebagai sarana penunjang penyetaraan informasi pendidikan dan teknologi pertanian bagi seluruh komunitasnya yaitu civitas pertanian di lingkup kampus IPB. Radio yang sudah siaran selama 13 tahun ini mampu memberikan informasi dan hiburan bagi komunitas. Sehingga timbulah pertanyaan dalam benak saya, mengapa radio ini bisa bertahan selama itu? Meski memang harus diakui ada pernah juga beberapa saat tidak mengudara. Tapi dibandingkan radio komunitas lainnya, tidak ada yang bisa bertahan selama itu karena terbentur faktor dana dan sumber daya manusia yang sangat terbatas. Untuk menjawab rasa keingintahuansku, saya pun mencoba menghubungi pengurus radio Agri FM. Dan dari penjelasan Operational Manager Agri FM, Muhammad Irfan Lubis, STP saya pun mendapatkan jawabannya.
Radio Komunitas Institut Pertanian Bogor atau yang dikenal dengan nama AGRI FM secara resmi mulai beroperasi setelah dikeluarkannya rekomendasi Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat No. 482.2/39/BPSFR Tanggal 21 September 2004. Namun Agri FM sendiri secara resmi didirikan tanggal 3 Oktober 1993 bersamaan dengan acara penutupan Dies Natalis IPB yang ke 30. Sebelumnya Agri FM adalah radio percobaan seorang mahasiswa IPB angkatan 25 bernama Sonny Suharto. Dengan dukungan Fakultas Pertanian akhirnya didirikan sebuah radio di lantai dasar Gedung GMK kemudian dengan pembelian peralatan pemancar radio.
Radio ini didirikan sebagai sarana penyebarluasan informasi dari dunia pertanian dan pendidikan, serta sebagai jembatan antara IPB dengan masyarakat luas. Visi radio komunitas ini adalah menjadi media penyebarluasan informasi pendidikan dan pertanian yang efektif. Serta menjadi contoh di Indonesia untuk menjembatani dunia pendidikan dengan masyarakat dan praktisi pertanian dan menjadi media komunikasi untuk komunitas pertanian yang terdapat di wilayah Bogor. Sedangkan misi radio ini adalah menyelenggarakan siaran radio berbasis ilmu dan teknologi pertanian, sumber informasi civitas pertanian, serta sarana hiburan bagi seluruh komunitas yang mendukung pembangunan pertanian modern di Bogor dan sekitarnya. Program acara informasi dan hiburan ini dikemas secara menarik dan populer. Agri FM, mempunai motto : ‘Menyebarluaskan Informasi, Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Pertanian Dalam Arti Luas Pada Civitas Akademika Dan Masyarakat Sekitar Kampus’

Agri FM mempunyai program acara yang rutin disiarkan setiap hari, ada juga acara yang disiarkan seminggu sekali pada hari yang telah ditentukan. Program acaranya antara lain FRAKSI (Fajar Bersaksi), Bogor Early Morning (BEM), IPB Community, Mezzoforte (Intermezzo Informasi Teknologi), Pertama (Pertanian dan Masalahnya), Siklus (Musik Lanjut Usia), Program Mingguan, Bogor After Dark dll. Radio Komunitas Agri FM dibangun untuk menjadi media penyebarluasan informasi pendidikan dan pertanian yang efektif bagi komunitasnya. Namun untuk menjalankan fungsi tersebut tidaklah mudah karena banyaknya kendala di lapangan yang ditemui. Karena itu Agri FM merumuskan strategi berdasarkan permasalahan yang dialami radio komunitas pada umumnya. Menurut Irfan (Manager Operasional), Agri FM tidak mau terjebak dengan masalah-masalah tersebut. Dengan adanya rancangan dan implementai strategi, mampu meminimalkan masalah.

Dana
Harus diakui bahwa minimnya dana untuk operasional serta pemeliharaan sebuah radio komunitas menjadi masalah yang klasik. Tidak heran jika banyak radio kampus yang hanya mampu bertahan beberapa saat, setelah itu tidak mengudara lagi. Ini disebabkan Radio Komunitas merupakan radio yang tidak mencari keuntungan tapi hanya sebagai media penyampai informasi bagi komunitasnya saja. Dan berdasarkan Undang-Undang Penyiaran radio komunitas tidak diperbolehkan memasang iklan. Mengatasi masalah ini, strategi yang dilakukan Radio Komunitas Agri FM adalah sebagai berikut, setiap anggota yang aktif sekitar 50 orang jumlahnya wajib membayar iuran keanggotaan sebesar Rp.10.000,-/bulan. Agri FM juga terbuka untuk kerjasama sponsorship program khusus seperti short program, special occasion program, promosi kegiatan yang berhubungan serta kerjasama lainnya yang menghasilkan dana tambahan. Agri juga membuka kerjasama dengan berbagai pihak yang membutuhkan berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan radio seperti menyediakan jasa konsultasi pendiri radio, konsultasi manajemen radio, training dan pelatihan sound editing and production, pembuatan jinggel radio, iklan, spot promosi dan lain-lain. Usaha ini dalam bentuk bagi hasil antara para konsultan dan Agri FM. Strategi lain dengan mencari donatur tetap dan tidak tetap.

Penggunaan Frekuensi
Pemerintah hanya memberikan tiga kanal frekuensi untuk penyiaran Radio komunitas yaitu, 107,7 ; 107,8 dan 107,9. Sementara jumlah radio komunitas dalam satu kota cukup banyak. Sehingga penggunaan frekuensi ini bisa saja berulang dan saling bertumpuk antara satu radio dengan radio lainnya.
Frekuensi radio komunitas Agri FM sebenarnya adalah 107,9 MHz, namun karena pada frekuensi yang sama juga dipakai oleh radio Suara Metro Jakarta, sehingga siaran Agri tertutupi. Agri kemudian mengambil langkah memindahkan frekuensinya untuk sementara pada 96,9 MHz dengan seizin pemerintah daerah setempat. Dengan perpindahan ini Agri kemudian mendapatkan banyak pendengar.

Kekuatan Antena Pemancar
Radio komunitas mempunyai kekuatan antena pemancar yang tidak setara di tengah kerapatan jarak, sehingga sebuah radio yang hanya memiliki antena pemancar berdaya 30 watt, akan tertutupi dengan siaran radio lain yang memiliki antena pemancar berdaya lebih tinggi. Kekuatan maksimum pemancar yang digunakan Agri FM adalah 100 watt dengan ketinggian antena 35 meter dengan tinggi gedung 45 meter. Adapun jarak pancar mencapai sekitar 10 kilo meter. Ini terobosan yang baik karena sebuah radio komunitas biasanya hanya memiliki jarak pancar sejauh 2,5 km.

Legalitas Radio Komunitas
Radio komunitas ingin juga mendapat pengakuan dalam proses legalisasi berbadan hukum. Namun proses pengeluaran perizinan dari pemerintah memerlukan waktu yang cepat. Izin Siaran Radio (ISR) memang seharusnya dikeluarkan oleh Departemen Komunikasi dan Informatika. Namun sebagai langkah awal pelegalan penyiaran radio ini Agri telah mengantongi izin beroperasi dengan dikeluarkannya rekomendasi Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat No. 482.2/39/BPSFR Tanggal 21 September 2004.

Perhatian Para Birokrat Kampus dan Mahasiswa kepada Radio Kampus
Keberaan radio kampus kurang mendapat perhatian dari para birokrat kampus dan mahasiswa sendiri sehingga radio kampus tidak dapat berjalan dengan maksimal. Menurut Irfan dibutuhkan komitmen dari pimpinan birokrat kampus untuk konsisten terhadap eksistensi sebuah radio kampus. Dan kampus IPB telah melakukan hal tersebut. Karena jika sudah ada komitmen yang kuat dari para petinggi kampus, maka semua staf/bawahan/pekerja hanya tinggal menjalankan tugas dan tanggung jawab.

Dengan implementasi strategi ini maka Agri dapat melakukan tugas utama yaitu penyebaran informasi pertanian dan pendidikan yang sangat penting bagi civitas IPB dan masyarakat luas. Irfan menjelaskan, dari hasil penelitian kecil yang dilakukan oleh IPB beberapa waktu lalu kehadiran radio komunitas Agri FM mampu meningkatkan minat belajar mahasiswa IPB. Radio Komunitas Agri FM juga berhasil menempati peringkat ke 2 untuk siaran radio di kota Bogor yang paling diminati pendengar (berdasarkan survey yang dilakukan Matari Advertising tahun 1994).

Faktor pendukung yang sangat vital bagi sebuah radio adalah peralatan penyiaran radio itu sendiri. Dan Agri FM telah memiliki peralatan yang memadai sebagai sebuah radio komunitas. Perangkat dalam studio penyiarannya pun dioperasikan secara computerize. Kelengkapan perangkat ini juga didukung oleh sumber daya manusia yang berperan secara aktif dalam penyelenggaraan radio baik secara manajerial maupun operasional. Menurut Irfan meski para aktivis radio (mahasiswa) yang bekerja secara sukarela tanpa digaji, namun hal ini tidak mebuat profesional mereka menurun. Di samping itu Agri melakukan perekrutan sumberdaya (SDM) manusia secara profesional layaknya perusahaan radio siaran yang berorientasi pada keuntungan. Setelah lolos dari sejumlah tes, calon aktifis radio ini kemudian ditraining. Sehingga menghasilkan SDM-SDM yang siap pakai tidak hanya pada saat bekerja di radio Agri FM namun juga pada saat memilih untuk berprofesi di radio siaran setelah selesai kuliah.

Faktor mendukung lain yang dimiliki radio komunitas Agri FM adalah menyiarkan informasi berbagai topik pertanian dan pendidikan disamping informasi hiburan. Menurut program director Agri, informasi yang sangat spesifik ini membuat keterikatan yang kuat antara Agri dan komunitasnya. Dan para narasumber (dosen IPB) yang mengisi program acara dalam bentuk talk show sangat berkompeten dalam bidangnya.
Disamping itu, Institut Pertanian Bogor adalah suatu perguruan tinggi yang terbesar di Indonesia dan telah memiliki nama besar yang dapat dipercaya dan diakui oleh berbagai pihak serta dikenal mampu mengembangkan pendidikan dan dunia pertanian di Indonesia. Hal ini turun menjadi andil pendukung radio Agri FM. Selain itu, IPB memiliki sekitar 20.000 orang civitas akademika sebagai bagian dari masyarakat komunitas yang ada di Bogor. Dan 2000 diantaranya adalah mahasiswa yang tinggal di lingkungan asrama IPB dan sekitarnya yang merupakan sasaran pendengar Agri yang menjanjikan.

Meski telah dapat menjalankan fungsi utamanya dengan baik yaitu melakukan penyebaran informasi kepada komunitasnya karena adanya faktor-faktor pendukung, namun faktor penghambat masih tetap saja ada. Adapun faktor penghambat tersebut menurut Irfan adalah, masih perlunya dana tambahan untuk operasional dan pemeliharaan peralatan radio komunitas Agri FM. Disamping itu jadwal kuliah mahasiswa yang sangat padat kadang membuat penyebaran informasi tidak merata sampai pada komunitasnya.

Dari hasil bincang-bincang saya dengan Pak Irfan ini maka dapat disimpulkan bahwa secara umum Radio Komunitas Agri FM sebagai radio kampus IPB telah berupaya merumuskan dan mengimplementasikan strategi untuk media itu sendiri. Sehingga menghasilkan jalan keluar dari berbagai masalah klasik yang sering dihadapi radio kampus pada umumnya, seperti keterbatasan dana, penggunaan frekuensi radio yang terbatas, sarana yang kurang memadai serta pengurusan izin siaran yang memakan waktu lama. Semoga radio Agri FM bisa menjadi contoh bagi kemajuan radio komunitas lainnya di Indonesia terutama radio-radio kampus.



Kumpulan Artikel

'........melihat, mengamati,merasakan, dan menuangkannya dalam tulisan.....'