Sabtu, Februari 14, 2009

Jejaring Sosial Pilihan Solusi ‘Anti Mati Gaya’?


‘Anti Mati Gaya’, begitu sebuah slogan sebuah provider dalam promosi kartu telepon selularnya. Kata iklan produk ini, beribu orang setiap harinya ’mati gaya’ karena tidak tahu mau berbuat apa. Dalam visualisasi promosinya tergambar disitu ada yang hanya melamun, tertidur, dan sikap dan tindakan yang dikategorikan ’mati gaya’ alias tidak punya kerjaan atau salah tingkah atau sejenisnya. Tetapi dengan tawaran penggunaan kartu telepon selular merek ini, maka semua hal itu sepertinya tidak bakal terjadi karena dengan kartu ini penggunanya akan bebas berhubungan degan dunia internet dengan harga yang lebih murah. Tentu jika sudah berhubungan dengan internet, maka pengguna bisa dengan mudah ber-chatting, blogging, brosing, dan tentu bergelut di sejumlah situs pertemanan.

Terus terang saya sangat tertarik dengan iklan telepon selular ini. Bukan untuk membeli atau sekedar menggunakannya, tapi kata-kata ’anti mati gaya’–nya itu yang membuatku tertarik. Karena di era globalisasi yang serba digital saat ini penggunaan internet bukan lagi sesuatu yang awam bagi masyarakat Indonesia, tapi sudah menjadi kebutuhan pokok. Sama dengan kebutuhan akan sembako yang setiap hari dikonsumsi masyarakat. Saya pernah berkunjung di suatu warnet di pagi hari sekitar jam 8 pagi. Saya sangat terkejut, kerena baru jam segitu, warnet tersebut telah penuh dengan para penggunanya. Maka tidak ada salahnya saya meminjam kata-kata iklan tadi bahwa dengan internet orang tidak akan ’mati gaya’. Ya saya setuju dengan hal ini. Bahkan kebutuhan akan internet tidak hanya bisa didapat melalui warnet atau PC (Personal Computer) yang ada di rumah atau kantor, tapi perangkat telepon selular saat ini sudah sangat bisa mengakses internet, bahkan teknologinya makin canggih saja.

Sebenarnya dalam tulisan saya kali ini saya lebih ingin membahas soal situs pertemanan yang belakangan sangat berkembang pesat. Saya sendiri sudah menjadi anggota beberapa situs pertemanan seperti Friendster, Tagged, Hi5, Multiply, Blogspot dan yang terakhir adalah Facebook. Mungkin banyak juga yang senasib dengan saya menjadi anggota alias terdaftar disejumlah situs pertemanan. Penemuan yang disampaikan oleh general manager dari perusahaan penelitian Hitwise, Bill Tancer dalam buku barunya “Click: What Millions of People are Doing Online and Why It Matters” menuliskan bahwa semakin meluasnya audience pengguna internet, mengungkap fakta bahwa trafik pencarian untuk situs jejaring sosial atau situs pertemanan seperti Friendster, Facebook, MySpace, Hi5 dan sebagainya, telah mengalahkan para pencari situs porno. Ini menjadi indikator bahwa trend besar apa yang ada di masa mendatang.

Situs pertemanan atau jejaring sosial sangat berkembang beberapa tahun terakhir ini, bahkan yang paling ngetop saat ini adalah ‘facebook’(FB). Mengapa saya tertarik menulis tentang FB ketimbang jejaring sosial lainnya, karena berdasarkan pengalaman menjadi anggota di sejumlah situs pertemanan, FB bagi saya sangat mobile dan cepat bahkan saya mempunyai friends terbanyak di FB dibanding friendster, tagged, dll.
Facebook sendiri adalah website jaringan sosial dimana para pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain. Orang juga dapat menambahkan teman-teman mereka, mengirim pesan, dan memperbarui profil pribadi agar orang lain dapat melihat tentang dirinya.

Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang lulusan Harvard dan mantan murid Ardsley High School diluncurkan pertama kali pada 4 Februari dan awalnya hanya untuk siswa Harvard College. Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Boston University, MIT, Tufts), Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya ditambahkan berturut-turut dalam kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya. Akhirnya, orang-orang yang memiliki alamat email universitas (seperti .edu, .ac.uk, dll) dari seluruh dunia dapat juga bergabung dengan situs ini. Selanjutnya Facebook dikembangkan pula jaringan untuk sekolah-sekolah tingkat atas dan beberapa perusahaan besar. Sejak 11 September 2006, orang dengan alamat email apa pun dapat mendaftar di Facebook. Pengguna dapat memilih untuk bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia, seperti berdasarkan sekolah tingkat atas, tempat kerja, atau wilayah geografis. Facebook menemui masalah dalam beberapa tahun terakhir seperti pemblokiran pada negara Suriah, Iran dan beberapa tempat kerja agar para pekerja tidak menyalahgunakan waktu kerjanya untuk membuka Facebook. Dan masalah tentang tuduhan bahwa Zuckerber mencuri kode program dari teman-temanya untuk membuat Facebook. Jaring sosial ini juga pernah ditawar oleh yahoo senilai 1 miliar dollar Amerika dan kemudian oleh seorang anggota dewan Facebook, menunjukkan bahwa Facebook internal valuation adalah sekitar 8 miliar dollar berdasarkan proyeksi pendapatan sebesar 1 miliar dollar pada tahun 2015. Peringkat Facebook saat ini menempati urutan ke 6 situs yang paling banyak di akses di indonesia dan urutan ke 5 untuk seluruh dunia.

Tak sedikit yang menyangkal berkah dari diciptakannya Facebook. Fasilitas tersebut telah membuat apa yang sangat sulit terjadi di dunia nyata menjadi mungkin di jagat Internet. Kerinduan yang amat akan pertemuan dengan sobat-sobat lama yang guyub semasa sekolah dapat tertunaikan, meskipun hanya lewat monitor notebook atau komputer rumahan. Seperti yang terjadi dengan Mark Jackson dan Marlee Wallingford. Keduanya merupakan teman sekolah dasar di Lakeville, Connecticut. Amerika Serikat. Jackson, pengagum rahasia Wallingford ketika ia masih kelas lima, mengirimkan pesan kepada Wallingford melalui Facebook: “Kamu bersekolah di Salisbury Central School tahun 1968?” Jackson masih berada di kelas tiga, ketika itu. Menurutnya, Wallingford termasuk dalam deretan gadis cantik yang selalu dibicarakan oleh para bocah laki-laki di sekolah itu. “Dengan Facebook, hal-hal semacam itu menjadi mungkin, sesuatu yang mustahil terjadi tanpa bantuan teknologi,” akunya.

Tahun 2008 boleh dibilang adalah tahunnya Facebook di Indonesia. Karena tahun ini pertumbuhan Facebook mencapai 645% atau lebih dari 6 kali lipat dari tahun sebelumnya. Saat ini tercatat 831 ribu pengguna Facebook berasal dari Indonesia (0,4% dari populasi penduduk Indonesia yang 237 juta jiwa). Salah satu review mengatakan bahwa fitur Facebook berbahasa Indonesia ikut memicu pertumbuhan yang tinggi ini. Indonesia terkenal dengan masyarakat yang sangat ramah dan gampang bersosialisasi. Dan tidak menutup kemungkinan penggunaan yang sangat tinggi di Internet seperti begitu populernya Friendster di Indonesia, maka bisa jadi kalau layanan seperti FB bisa sangat populer di Indonesia. Saat ini menurut saya seperti yang sudah saya tulis sebelumnya di atas, pemanfaatanya FB terasa sangat mengasikkan. Disamping bisa beriteraksi langsung orang bisa dengan mudah dapat menambah teman baik itu dikenal atau sudah menjadi teman/sahabat atau belum. Karena sudah merasakan kenikmatan ber-FB, seringkali saya menyarankan teman untuk gabung di FB agar lebih mudah berinteraksi. Dan banyak juga dari teman merasakan asiknya berinteraksi lewat FB. Awalnya saya pun enggan menjadi pengguna FB, bagiku Friendster dll sudah cukup. Terlalu banyak juga pikirku akan susah untuk me-maintent-nya. Tetapi setelah dipaksa-paksa seorang teman untuk menjadi anggota FB, maka kucoba untuk mendaftarkan diri. Apalagi gratis dan tidak ada salahnya juga. Setelah beberapa hari berkecimpung didunia FB, sungguh....terasa asiknya.

Saya juga merupakan pengguna Friendster, tapi bagiku Facebook jauh lebih dewasa. Meski tampilannya terkesan monoton yang lebih cocok dengan orang-orang dewasa di banding FS yang sangat semarak dan beraneka ragam dan lebih cocok untuk kaum remaja. Semakin banyak juga orang terkenal yang tidak pandang umur di Indonesia yang bergabung di FB, mulai dari Wiranto Amien Rais, Andi Noya, Faisal Basri, dan lain-lain. Bahkan para gubernur, walikota sampai politisi, caleg, artis, dosen, ilmuwan, hingga kalangan manapun ikutan FB. Berikut data jumlah pengguna layanan sosial networking online di asia yang dirajai FS (dalam juta pengguna, 1 orang bisa punya lebih dari 1 pengguna).Friendster (65 juta pengguna), Facebook (14 juta) MySpace (15 juta)CyWorld (Korea, 14 juta) Hi5 (10 juta), Orkut (10 juta), Xiaonei (China, 5 juta)51.com (China, 5 juta), Bebo (4 juta)-(Sumber: Inside Facebook)

Beberapa data statistik Facebook lain: lebih dari 150 juta pengguna sedunia, lebih separuh pengguna berada diluar sekolah/college, lebih dari 700 juta foto di upload per bulan, lebih dari 4 juta video di upload tiap bulan, 2,6 milyar menit dihabiskan di Facebook per hari, pengguna usia 25 tahun adalah yang paling cepat pertumbuhannya (Sumber: Facebook). Facebook memang lagi naik daun. Gara-gara FB, banyak acara reuni ddakan selalu diadakan secara berkala. Ini hanya karena secara tidak sengaja maupun sengaja menemukan teman-teman lama tempo doloe waktu zaman SD, SMP, SMA di FB. Setelah bertemu di dunia maya itu, kemudian berlanjut dengan memposting foto-foto lama zaman sekolah melalui FB dan di taged ke teman-teman lama. Alhasil ruang diskusi dan saling melempar comment di FB menjadi ramai akan nostalgia. Bahkan setiap kegiatan pasti ada acara foto-fotonya, setelah itu pasti ada yang nyelutuk ”Jangan lupa taged ya fotonya di FB!” Tidak hanya itu, FB juga dipakai sebagai ajang kampanye sekaligus memperkenalkan diri calon legislatif dari partai-partai. Sambil menyelam minum air kata seorang temanku yag juga caleg. Siapa tahu ada yang mau mencontreng katanya. Ada juga sebagai ajang bisnis, promisi barang dan lain sebagainya. Di samping itu arus berkomunikasi di FB yang sangat cepat bisa melalui wall atau chatting langsung yang membuat FB semakin diminati.

Namun perlu juga mendapat perhatian bagi pengguna jaring sosial semacam FB, untuk tetap berhati-hati karena bagaimanapun juga plus mines dari tetap ada, minesnya antara lain mudahnya terjadi pencurian data oleh hacker yang punya niat jahat melalui aplikasi-aplikasi yang berseliweran di situs jejaring sosial ini. Sebagaimana kita tahu, salah satu yang bisa dilakukan oleh para anggota Facebook adalah saling berkirim aplikasi, yang bisa dilekatkan ke profil mereka. Fasilitas ini yang kemudian menjadi alasan mengapa Facebook menjadi begitu cepat naik daun. Ada ribuan game, kuiz, dan tes IQ sederhana tersedia bagi mereka. Dan, begitu pengguna menambahkan suatu aplikasi, teman-temannya akan terdorong untuk ikut menambahkan. Chris Soghoian, seorang peneliti keamanan dunia cyber dari Indiana University, menyatakan di washingtonpost.com bahwa profil-profil pribadi, di mana detil seorang pengguna hanya tersedia bagi teman-teman yang dituju, dapat mengungkapkan informasi personal yang sensitif. Ia bilang, “Anda ingin bersosialisasi dengan teman Anda, namun Anda menyodorkan data pribadi dari profil Anda ke 20 orang asing. Itu bisa bikin masalah.” Karena itu tidak ada salahnya hal-hal yang sifatnya sangat pribadi seperti nomor telepon, nomor rekening dll, sebaiknya jangan diungkapkan di ruang FB.

Inilah fenomena era-digital yang kini kian makin meluas khususnya bagi mereka yang sudah paham dengan komputer, internet, photo digital, dan juga mobile-phone yang kini sudah bisa diakses dengan internet. Fenomena facebook sebetulnya tidak lebih sama dengan sejarah kehadiran e-mail di waktu dulu, didahului oleh orang kantoran tapi kini pemilik e-mail sudah meluas dan dimiliki oleh setiap orang sama seperti memiliki telepon selular. Nah, mari kita nikmati era ini sebagai bagian dari perkembangan zaman tentu dengan nilai-nilai yang positif. Bukankah ini salah satu solusi ’Anti Mati Gaya’?



Kumpulan Artikel

'........melihat, mengamati,merasakan, dan menuangkannya dalam tulisan.....'