Selasa, Maret 04, 2008

'Hidupkan' KB Lewat Media Komunikasi

Wafatnya mantan presiden Soeharto, 27 Januari 2008 lalu membuat banyak stasiun televisi menyiarkan catatan sejarah dari beliau. Salah satu yang sempat saya tonton, adalah saat beliau berhasil dengan program Keluarga Berencana (KB) di tahun 70-an. Program yang terkenal dengan slogan ’Cukup Dua Anak Saja’ ini berhasil menekan angka kelahiran penduduk sehingga dapat mengendalikan laju pertumbuhannya. Mengapa waktu itu program KB ini sangat sukses?

Saat itu program KB cukup berhasil,salah satunya karena sosialisasi program ini sangat getol disiarkan oleh media massa dan media komunikasi lainnyaSaat ini sosialisasi KB tidak lagi segencar dulu. Kalau dulu ditahun 70-an, iklan layanan masyarakat tentang KB sangat sering disiarkan baik itu melalui televisi, radio, surat kabar, majalah, baliho-baliho di jalan, sampai pada lempengan uang Rp 5,- tertera gambar pasangan ayah dan ibu serta 2 orang anak mereka. Saya masih ingat waktu SD diakhir tahun 70-an, Lagu ’kebangsaan’ KB selalu terdengar melalui radio dan televisi. Bahkan sangking seringnya mendengar lagu itu, sampai saat ini saya masih ingat irama lagunya meski syair-syairnya sudah tidak hafal. Jaman sekarang, apa anak SD tahu lagu itu? Saya yakin sama sekali tidak, yang mereka tahu hanya lagunya kelompok band Ungu, Peterpan, Samsons dll. Karena hanya itu yang mereka sering dengar. Kini sosialisasi semacam itu sudah jarang ditemui. Kalaupun ada iklan alat kontrasepsi seperti kondom, hal itu lebih ditujukan untuk pencegahan penyakit menular yang berbahaya seperti HIV/AIDS. Mungkin di era tahun 70-an media yang ada TVRI dan RRI yang adalah milik pemerintah sehingga iklan-iklan pemerintah seperti KB dapat dengan mudah disiarkan. Sedangkan jaman sekarang, media swasta makin banyak, butuh dana yang tidak sedikit untuk mengiklankannya di media-media tersebut.

Padahal kenyataan saat ini, meski pembangunan sedang berjalan, namun ketimpangan ekonomi di berbagai sektor masih saja terjadi. Kemiskinan sangat dekat dengan berjuta orang di negeri ini. Pengangguran setiap tahun makin bertambah, pengemis, anak jalanan dan gelandangan juga makin banyak, namun tidak mampu ditangani dengan tuntas oleh pemerintah. Pendidikan yang dipercaya dapat mengangkat bangsa ini dari kemiskinan juga biayanya semakin hari semakin melambung, yang hanya terjangkau oleh kalangan ekonomi menengah keatas. Akibatnya banyak remaja yang tidak bisa melanjutkan sekolah mereka dan memilih menikah serta mempunyai banyak anak tanpa memikirkan apa yang terjadi dengan anak-anak mereka sebagai generasi penerus 20 tahun mendatang. Sehingga pertumbuhan dan kepadatan penduduk sulit dikendalikan. Apalagi saat ini jumlah penduduk Indonesia mencapai sekitar 253 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,3% pertahun. Bisa dibayangkan pertumbuhan penduduk Indonesia terbilang sangat cepat. Dari data BPS menunjukkan penduduk usia belum bekerja (0-18 tahun) lebih banyak dibanding usia produktif (yang sudah bekerja). Hal ini mengakibatkan beban ekonomi semakin berat. Sehingga wajar terjadi ketimpangan ekonomi dan masalah sosial pada penduduk. Inilah yang terjadi di negara kita. Padahal Menteri Kependudukan Nasional dan Komisi Keluarga Berencana China, Zang Weiging mengaku bahwa negaranya pernah belajar dari Indonesia pada tahun 70-an soal program KB yang dinilai sukses dalam menekan angka kelahiran. Namun Sekarang justru sebaliknya, negara kita harus belajar dari China, yang dulu adalah murid. Kenyataan ini membutuhkan dihidupkannya kembali kejayaan program KB yang salah satunya dalam bentuk sosialisasi di berbagai media komunikasi.

Mengapa saya mengatakan melalui media komunikasi ? Karena kalau hanya melalui media massa, maka itu berarti hanya tugas pemerintah semata dalam hal ini BKKBN yang mungkin dalam melaksanakan program-program yang berhubungan dengan KB bekerjasama dengan media massa. Tapi kalau melakukan sosialisasi dengan menggunakan media komunikasi, maka setiap kita rakyat biasa juga bisa mempunyai andil untuk itu. Misalnya saja dengan membuat blog yang berisi tentang tulisan-tulisan seputar KB yang bisa juga disebarkan di milis-milis rekan-rekan kita atau apalah yang bisa menunjang sosialisasi program KB. Namun sekali lagi sosialisasi melalui media massa seperti radio, televisi dan surat kabar sangat penting, karena hanya melalui media tersebut dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat hingga ke pelosok-pelosok. Sedangkan sesuai kemajuan globalisasi, sosialisasi melalui media baru seperti internet juga sangat diperlukan yang bisa menjangkau masyarakat lapisan menengah ke atas yang notabene sudah menggunakan media ini sebagai sumber informasi dan komunikasi.

Tugas mengkampanyekan keluarga berencana bukan semata tugas pemerintah, namun tugas kita bersama. Tugas dan peran perempuan dan laki-laki. Karena meski pemerintah mencanangkan keuarga kecil bahagia, tapi jika tidak dilaksanakan oleh masyarakatnya, maka hal itu hanya menjadi wacana belaka. Karena itu yang perlu dilakukan bersama adalah ’hidupkan’ kembali program KB ini melalui sosialisasi dan kampanye melalui media komunikasi. Supaya program ini kembali mendarah daging dalam jiwa bangsa ini. Karena keberhasilan program KB adalah merupakan keberhasilan pembangunan ekonomi bangsa. Keberhasilan ekonomi bangsa adalah keberhasilan mensejahterahkan keluarga. Dan Keberhasilan mensejahterahkan keluarga adalah indikator sebuah negara yang makmur. Mari, Hidupkan Kembali KB !

Kumpulan Artikel

'........melihat, mengamati,merasakan, dan menuangkannya dalam tulisan.....'