Rabu, Oktober 08, 2008

Ngintip Tarsius Yuk !

Libur panjang Idul Fitri kali ini kita berkesempatan ke tempat penangkaran hewan langkah di Taman Penangkaran Hewan Aer Tembaga. Letaknya di kota Bitung, Minahasa Utara. Jalan menuju ke tempat ini menyajikan pemandangan yang sangat indah, karena taman ini berada persis dipinggir pantai. Di lokasi yang cukup tertata rapi ini ada sejumlah hewan langkah yang masih bertahan hidup di tanah Minahasa, Tarsius salah satunya. Kata orang, kalau sampai injak tanah Minahasa, sayang kalau tidak melihat hewan jenis primata ini. Sebenarnya hewan ini banyak hidup di Hutan Tangkoko, sekitar 2 jam perjalanan dari Kota Bitung. Cukup jauh juga. Dan sesampainya di hutan itu belum tentu kita akan melihat hewan ini di siang hari. Karena mereka baru keluar dari sarangnya atau dapat terlihat pada malam hari, alias mirip-mirip batman or paniki or kelelawar yang memang suka keluar malam alias midnight... Makanya kalau tidak mau capek, and pasti langsung dapat melihatnya mending ke tempat penangkarannya saja. Yuk!

Tarsius adalah suatu jenis primata kecil Tarsius adalah suatu jenis primata kecil yang memiliki tubuh berwarna coklat kemerahan dengan warna kulit kelabu, bermata besar dengan telinga menghadap ke depan dan memiliki bentuk yang lebar (http://www.wikipedia.com/). Nama Tarsius diambil karena ciri fisik tubuh mereka yang istimewa, yaitu tulang tarsal yang memanjang, yang membentuk pergelangan kaki mereka sehingga mereka dapat melompat sejauh 3 meter (hampir 10 kaki) dari satu pohon ke pohon lainnya. Tarsius juga memiliki ekor panjang yang tidak berbulu, kecuali pada bagian ujungnya. Setiap tangan dan kaki hewan ini memiliki lima jari yang panjang. Jari-jari ini memiliki kuku, kecuali jari kedua dan ketiga yang memiliki cakar yang digunakan untuk grooming.Yang paling istimewa dari

Tarsius adalah matanya yang besar. Ukuran matanya lebih besar jika dibandingkan besar otaknya sendiri. Mata ini dapat digunakan untuk melihat dengan tajam dalam kegelapan tetapi sebaliknya, hewan ini hampir tidak bisa melihat pada siang hari. Kepala Tarsius dapat memutar hampir 180 derajat baik ke arah kanan maupun ke arah kiri, seperti burung hantu. Telinga mereka juga dapat digerakkan untuk mendeteksi keberadaan mangsa.

Tarsius adalah makhluk nonturnal yang melakukan aktivitas pada malam hari dan tidur pada siang hari. Oleh sebab itu Tarsius berburu pada malam hari. Mangsa mereka yang paling utama adalah serangga seperti kecoa, jangkrik, dan terkadang reptil kecil, burung, dan kelelawar. Habitatnya adalah di hutan-hutan Sulawesi Utara hingga Sulawesi Selatan, juga di pulau-pulau sekitar Sulawesi seperti Suwu, Selayar, dan Peleng. Tarsius juga dapat ditemukan di Filipina.Tarsius menghabiskan sebagian besar hidupnya di atas pohon. Hewan ini menandai pohon daerah teritori mereka dengan urine. Tarsius berpindah tempat dengan cara melompat dari pohon ke pohon. Hewan ini bahkan tidur dan melahirkan dengan terus bergantung pada batang pohon. Tarsius tidak dapat berjalan di atas tanah, mereka melompat ketika berada di tanah.

Hewan lain yang ada di taman penangkaran ini adalah beberapa jenis burung seperti Elang, Perkutut, Kakaktua, Burung Unta, Musang, Buaya, Ular, Yaki (Monyet), Babi Rusa, dll.

Kumpulan Artikel

'........melihat, mengamati,merasakan, dan menuangkannya dalam tulisan.....'