Sabtu, Oktober 18, 2008

Jempol Buat Laskar Pelangi

Sabtu, 18 Oktober, saya, Cen dan Nunu nonton film Laskar Pelangi di Studio 21. Moment ini ku pakai untuk refresing sekaligus janjiku buat Cen yang sudah selesai Mid Semester. Cukup lama juga kami bertiga menunggu pemutaran film ini, maklum kami terlalu cepat datang ke bioskop. Tapi tak mengapa, meski harus lama menunggu, toh kami pulang dengan hati puas. Sungguh film ini sarat nilai. Gak bakal ada yang keluar dari bioskop jika tak angkat jempol buat film yang novelnya ditulis Andrea Hirata ini. Hebat !

Laskar Pelangi, potret miris dunia pendidikan kita di tanah air. Anak-anak dari desa Gantong Belitung yang miskin namun mempunyai semangat belajar yang tinggi. Toh cita-cita itu terus dikejar mereka setinggi langit, seindah pelangi. Gambaran ini secuil kisah yang juga dialami anak-anak negeri dibelahan lain tanah air. Sungguh semoga semua orang usai menyaksikan film ini makin meninggi semangat juangnya untuk ikut membangun dunia pendidikan di tanah air. Buktinya sudah banyak novel-novel berikutnya yang diispirasikan dari Laskar Pelangi.Mh...semangatnya menular !

Laskar Pelangi, potret miris ketimpangan di dunia pendidikan tanah air. Sebagian anak-anak dengan latar belakang sosial yang tinggi, bisa mengecap pendidikan di sekolah-sekolah yang terpandang dan mahal. Segala fasilitas dan kualitas yang baik mereka peroleh. Sementara sebagian lagi, anak-anak miskin tidak bisa merasakan hal yang sama. Apalagi mereka yang hidup di tempat-tempat yang jauh dari kota. Mereka diperhadapkan dengan 2 dilema, bekerja di usia sekolah(baca : anak-anak), atau terpaksa mengenyam pendidikan disekolah yang 'apa adanya' dengan fasilitas 'apa adanya'. Meski sebenarnya anak-anak ini mampu untuk 'lebih' dari anak-anak yang sekolah di sekolah bermutu.

Laskar Pelangi, potret semangat berkarya sang 'pahlawan tanpa tanda jasa'. Sangat sedikit guru yang rela 'membuang diri' ke tempat-tempat yang terpencil, jauh dari tempat yang berkembang sekaligus dengan fasilitas dan mungkin gaji yang minim. Hanya sedikit yang setia menjadi 'Pak Cik dan Ibu Muslimah'. Kedua guru dalam film ini, merupakan tombak semangat guru yang patut di tiru. "Lebih banyaklah memberi,Sedikitlah menerima!" Kalimat-kalimat Pak Cik ini betul-betul menghujam hatiku...dan bertanya-tanya, apa kita sudah melakukan hal itu untuk sesama kita?Atau justru kita hanya banyak menerima ketimbang memberi...

Laskar Pelangi, potret semangat meraih cita-cita setinggi langit seindah pelangi. Jika ada semangat dari hati yang paling dalam, semngat untuk berjuang mencapainya, suatu saat semua akan terwujud. Dan Andrea Hirata sudah membuktikan hal itu.

Terima kasih buat penulis novel Laskar Pelangi, produser dan sutradara film ini juga semua pendukung dan pemain film. Sungguh banyak nilai yang bisa ku petik dari sini. Jarang sekali nonton film Indonesia yang menyentuh seperti ini. Trims untuk karya indahnya.

Gambar dari : http://images.google.co.id/images gbv=2&&hl=id&q=laskar+pelangi

Kumpulan Artikel

'........melihat, mengamati,merasakan, dan menuangkannya dalam tulisan.....'