Selasa, Juli 22, 2008

BUNAKEN : Its Beautiful !!

Akhirnya setelah 2 tahun menjadi penduduk kota Manado, Jumat 18 Juli 2008, saya untuk pertama kalinya berkesempatan pergi ke Bunaken. Ya agak lambat juga sih...! Tapi daripada tidak sama sekali? Masalahnya kata orang tidak sah kalo ke Manado tapi tidak injak Bunaken. Apalagi orang yang menetap di kota Manado? Wah keterlaluan kalo tidak pernah ke sana. So....Bunaken merupakan sebuah pulau seluas 8,08 km² di Teluk Manado, yang terletak di utara pulau Sulawesi. Untuk mencapai lokasi Taman Nasional Bunaken kita menggunakan perahu motor melalui Pelabuhan Manado, Marina Nusantara Diving Centre (NDC) sekitar 30 menit. Nah jika banyak orang, bisa sewa perahu berkapasitas 20 orang seharga Rp.700.000,-dan dipakai sesuka hati (maksudnya pakai seharian juga gak masalah).

Sekitar 30 menit perjalanan sampailah kita di sekitar pantai pulau Bunaken dan pulau Manado Tua, mesin perahu pun diperlambat. Petugas perahu segera menurunkan 2 buah peti kaca ke bawah laut, untuk meneropong kondisi taman laut yang terkenal ini. Dan setelah diintip....astaga, cantik sekali taman laut ini. Gak nyesal deh ke sini. Di s
ekitar pulau Bunaken terdapat taman laut Bunaken yang merupakan bagian dari Taman Nasional Kelautan Manado Tua. Secara keseluruhan taman laut Bunaken meliputi area seluas 75.265 hektar dengan lima pulau yang berada di dalamnya, yakni Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage berikut beberapa anak pulaunya, dan Pulau Naen. Meskipun meliputi area 75.265 hektar, lokasi penyelaman (diving) hanya terbatas di masing-masing pantai yang mengelilingi kelima pulau itu.

Setelah puas mengintip taman laut, kita pun segera menuju ke pulau Bunaken yang tidak jauh dari situ. Di pulau ini bayak sekali ibu-ibu berjualan souvenir khas manado, mulai dari baju kaos, topi, gelang, dll. Meski hari masih terbilang pagi, kita sempat juga minum kelapa muda yang dicampur dengan gula merah, and saran pisang goreng pake rica....nyambung gak itu pasangan makanan dan minumnya? Dinyambung-nyambungkan deh...asal tidak sakit perut saja. Tidak terlalu lama kita di pulau ini, asal puas melihat-lihat pantai dan laut yang indah, makan sampe kenyang, and pulang deh....

Potret Infotainment Tanah Air

Sebenarnya apa dan bagimana tayangan Infotainment itu? Infotainment merupakan berita-berita yang menayangkan tentang kehidupan para selebritis di tanah air. Selebritis disini tidak hanya pekerja seni (artris, aktor, bintang film, penyanyi, sutradara, sineas, mentalis dll) tetapi juga termasuk politisi, olahragawan, para normal atau seseorang yang terkenal di negeri ini. Sebenarnya program ini cukup menghibur dan bisa memberi kepuasan tersendiri bagi para menggemar sang selebritis untuk mengetahui keadaan idolanya. Tentu jika yang diberitakan tersebut adalah hal-hal yang positif seperti prestasi atau teladan hidup sang idola. Hanya saja, semakin lama acara ini seperti tidak bisa dikendalikan.

Orang mengenal Infotainment sebagai acara gosip belaka. Atau sebenarnya berita-berita yang disiarkan hanya gosip saja, tapi karena terus menerus diberitakan dengan ditambahi ’bumbu-bumbu penyedap’ akhirnya berita itu benar-benar menjadi kenyataan. Bahkan sebagian besar acara ini hanya membahas kebobrokan seseorang, Misalnya berita tentang perceraian adalah berita yang paling sering ditayangkan.
Biasanya tentang artis A menggugat cerai suami atau isteri, pernyataan gugat cerai suami/istri, kedua pengacara, liputan sidang, dan setelah putusan hakim. Karakter yang sering muncul di TV adalah kedua pasangan tampil beserta masing-masing pengacara, teman/kerabat dekat yang dimintai komentar termasuk para mertua beserta keluarga. Akibat dari pernyataan-peryataan orang-orang ini, justru semakin memperuncing masalah. Masalah yang sebenarnya tidak terlalu besar, akhirnya menjadi besar akibat perang statement melalui infotainment hingga membongkar aib keluarga yang seharusnya tidak perlu diketahui oleh publik. Belum lagi sampai perebutan harta gono gini, saling berebut hak asuh anak menjadikan masalah seorang selebritis jadi semakin runyam.

Berita tentang rencana pernikahan seorang artis juga paling sering ditayangkan misalnya gaun pengantin model apa yang bakal mereka kenakan di hari akad nikah dan resepsi, konsep acara resepsi, siapa saja yang akan diundang, apakah mantan pacar atau mantan suami/isteri juga termasuk dalam daftar undangan, dll. Kalau masih diberitakan sisi positif tentang pernikahan itu tidak masalah. Tetapi kalau sang wartawan sudah mereka-reka sendiri tentang acara itu hanya karena belum sempat mewawacarai sang selebritis, alangkah tidak fairnya berita itu. Seperti yang terjadi belum lama ini, seorang artis yang akan menikah dengan seorang penyanyi. Tetapi mereka belum bisa memberikan keterangan kepada para wartawan. Sayangnya, yang diberitakan sang artis enggan diwawancarai karena sudah keburu hamil duluan. Padahal bisa saja tidak begitu yang terjadi. Namun secara umum, sang artis sudah divonis duluan bukan saja oleh 1 acara infotainment tetapi hampir semuanya. Belum lagi kejadian yang menimpa seorang pemain sinetron yang juga janda, akan menikah dengan seorang duda, mantan suami pemain sinetron lainnya tiba-tiba batal dilaksanakan pada hari yang telah ditentukan. Padahal undangan telah beredar, gedung telah dipesan, gaun pengantin telah jadi dll. Belum lagi mendapat keterangan resmi dari yang bersangkutan tentang alasan pembatalan, berita-berita negatif tentang sang artis telah beredar, dikabarkanlah depresi akibat pembatalan tersebut, dll dll. Padahal sebenarnya sang artis sedang jatuh sakit sehingga menunda pernikahan mereka seminggu kemudian. Malang benar nasib sang artis, berita-berita negatif tersebut pastilah bukan dapat membantu mereka untuk meringankan masalah tapi justru lebih memperkeruh suasana.

Ada juga berita yang sering disiarkan di Infotainmen, misalnya Si A punya masalah dengan B, A pun memberikan komentar terhadap B, si B tidak terima, dan dengan mudahnya menuntut A sampai ke sidang. Atau melapor ke Komnas HAM-lah, Komnas perlindungan anak, kantor polisi, Komnas Perempuan dll. Saling tuntut menuntut, mulai dari pencemaran nama baik, masalah kontrak kerja yang tidak jelas, manajer yang membawa kabur uang dll.
Masalah keluarga juga sering terungkap di acara Infotainment. Misalnya seorang ayah atau ibu yang tiba-tiba mengaku sebagai orang tua dari artis yang sudah punya nama. Atau sebaliknya seorang ibu yang tidak mengakui anaknya didepan infotainment hanya karena masih terikat kontrak dengan pihak tertentu? ”Sungguh naif sekali menjadi seorang ibu seperti si A itu. Wajarlah jika suatu hari kemudian sang anak juga enggan mengaku sang ibu yang juga artis penyanyi sebagai ibu kandungnya sendiri.” begitu komentar miring seorang teman terhadap sang artis ini. Dari sini dapat dilihat bahwa berita-berita ini justru menjadikan preseden buruk dan juga memojokan bagi sang artis. Tapi apa mau dikata, begitulah berita yang sudah beredar.

Dan berita yang paling heboh sering diangkat ke layar adalah perselingkuhan sang selebriti. Dengan mewawancarai beberapa saksi kunci, atau melakukan investigasi dengan kamera tersembunyi, bisa jadi kedok sang selebritis terbongkar. Kalau sudah begitu, mau taru dimana muka selebritis? Mereka pun buru-buru melakukan press conference untuk membantah berita tersebut. Dan masih banyak lagi masalah-masalah yang sebenarnya tidak perlu diketahui oleh publik karena memang bukan konsumsi publik. Tetapi karena penayangannya berulang-ulang dan sering diberbagai televisi, sehingga menghasilkan opini publik yang bisa saja negatif atau sebaliknya. Apalagi program acara sejenis sangat banyak disiarkan.

Hampir semua stasiun televisi swasta mempunyai program Infotainment dengan jumlah beragam. Seperti Trans TV dengan Inser Pagi, Insert Siang dan Insert Sore. Atau RCTI, dengan Go Spot, Silet, Kabar-Kabari, Cek & Ricek. Trans 7 dengan I Gossip yang ditayangkan di pagi, siang dan sore hari. Belum lagi SCTV yang menyiarkan Was-Was, Kasak-Kusuk, Bibir Plus, Ada Gossip dan Hot Shot. AnTV dengan acara Espresso. Indosiar tidak mau kalah dengan menyuguhkan Kiss, Kisah Seputar Selebriti. TPI dikenal dengan acara sejenis yang diberi nama Go Show. Obsesi tidak ketinggalan ditayangkan pada Global TV. Jam tayangan acara pun rata-rata 30 menit – 1 jam untuk setiap program. Dan disiarkan di pagi, siang hingga sore hari. Jam-jam tayang ini memang sengaja dipilih baik oleh televisi bersangkutan maupun pemasang iklan, karena memang pada waktu pagi, masyarakat khususnya ibu-ibu sedang bersiap-siap menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga atau siap-siap untuk berangkat bekerja. Disiang hari, dimana banyak masyarakat yang sedang istirahat makan siang kemudian diberi suguhan ringan tentang kehidupan selebriti, dan disore hari saat masyarakat siap-siap untuk pulang kerja atau kalau di rumah saat ibu-ibu sedang menunggu suami pulang kerja, mereka pun mengisi waktu dengan menonton infotainment. Hasil tontonan ini kemudian menjadi bahan pembicaraan atau bahan gosip dengan sesaman tetangga atau teman. Bisa dibayangkan masyarakat setiap hari dicekoki tayangan-tayangan yang sama setiap hari secara berulang-ulang. Memindahkah channel sedikit, masih mendapatkan tayangan yang sama. Tidak menutup kemungkinan acara-acara sejenis bisa mencuci otak masyarakat. Padahal secara resmi Nahdatul Ulama (NU) sudah mengeluarkan fatwa yang mengharamkan acara infotainment ini karena termasuk ghibah atau bergunjing, tapi herannya acara ini semakin banyak dan isi tayangannya juga tidak berubah.

Tayangan infotainment ini dapat menjadi program yang menghibur dan bermanfaat jika semua pihak yang terkait secara langsung maupun tidak memberikan kontribusi positif.
Acara yang disiarkan televisi tidak hanya harus laku di pasaran, tetapi juga harus menjadi tontonan sehat yang menarik serta tidak menyesatkan sehingga mampu memperkaya bathin masyarakat yang menontonnya. Karena sesuai UU Penyiaran No. 32 tahun 2002 menyebutkan bahwa tujuan penyiaran adalah untuk memperkokoh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertaqwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokrasi, adil dan sejahtera. Sedangkan fungsi penyiaran adalah sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial disamping juga mempunyai fungsi ekonomi dan kebudayaan. Jika mengaju pada aturan ini maka diperlukan idealisme yang tinggi dari pembuat produksi. Hanya saja godaan komersialisasi kadang menutupi idealisme tersebut sehingga fungsi-fungsi penyiaran yang sebenarnya juga menjadi kabur.

Para pekerja infotainment perlu memperhatikan kode etik jurnalistik dan kode etik profesi selama bekerja di lapangan. Dengan tidak menetapkan aturan sendiri yang justru sering meresahkan nara sumbernya. Seperti misalnya dengan memaksa, berteriak-teriak, menghalang-halangi mobil dan mencoba menerobos masuk rumah sang selebritis untuk diwawancarai yang katanya untuk kepentingan publik. Tapi apakah, semua publik membutuhkan informasi-informasi seperti itu ? Coba jika sang wartawan yang menjadi narasumber yang privasinya di’ganggu’ terus?

Para orang-orang yang masuk dalam kalangan selebritis juga tidak perlu terpancing untuk membuka semua permasalahan yang bersifat pribadi kepada media infotainment. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa media ini ikut berjasa mengangkat pamor sang seleb menjadi orang terkenal. Namun tidak berarti jasa itu ditukarkan dengan pemenuhan keingintahuan media terhadap apa saja tentang diri sang seleb. Kerjasama, toleransi dan saling menghormati antara pekerja infotainment dan seleb perlu dijaga. Sehingga bisa saling menguntungkan kedua pihak tanpa ada yang merasa dirugikan.
Dan yang terakhir ada ditangan publik yaitu masyarakat yang menonton hasil produksi kolaborasi antara pekerja infotainment dan selebritis. Publik harus menjadi masyararat yang cerdas dalam memilih program acara. Publik juga yang bisa menarik kesimpulan sendiri atas apa yang telah ditontonnya. Tentunya kesimpulan yang bisa membangun (karakter, sikap, pandangan , teladan dll), mendidik dan memberikan banyak hal yang positif bagi mereka.

Senin, Juli 07, 2008

@ the Kora-Kora Beach, Minahasa

Sabtu, 5 Juli 2008 untuk pertama kalinya kaki ini menginjak satu tempat pariwisata lagi di Sulawesi Utara. Namanya pantai Kora-Kora yang letaknya di Kecamatan Lembean Timur. Pantai ini merupakan obyek wisata yang sudah lama dikenal. bahkan sudah tersedia 2 cottage yang representatif untuk ditempati bila ingin menikmati suasana lain di pesisir pantai Timur Minahasa. Untuk menuju ke tempat ini dengan menempuh perjalanan sekitar 2,5 jam lebih dari Manado, Tomohon dan Tondano. Sebenarnya jarak tempuhnya bisa lebih cepat dari itu, hanya saja...

kendala utama yang menghadang adalah kondisi jalan yang sempit, rusak parah ditambah rerumputan serta semak belukar yang menutupi sebagian badan jalan mulai dari Desa Kapataran sampai ke pantai, yang jaraknya sekitar 5 km. Bisa dibayangkan betapa tidak menyenangkannya perjalanan ini. Untung saja perjalanan yang kurang menyenangkan tersebut terbalas, dengan pemandangan pantai yang cukup bagus ketika sampai di Kora-Kora. Dikatakan cukup bagus, karena sebenarnya tempat-tempat pariwisata pantai di Sulawesi Utara pada umumnya sama saja. Belum di’poles’ dengan baik. Terkesan masih sangat alami, apa adanya dan kurang tersentuh. Seandainya tempat-tempat semacam ini lebih diperhatikan dengan membangun banyak sarana pendukung (termasuk perbaikan jalan menuju ketempat tersebut), pastilah banyak masyarakat yang berbondong-bondang ke sana. Dari kunjungan darmawisata di pantai ini saja, bisa terlihat, pengunjung tidak terlalu banyak, padahal minggu-minggu ini adalah liburan anak sekolah. Mungkin orang lebih memilih berlibur ke tempat lain yang tidak terlalu jauh, jalannya bagus dan tentu bisa menikmati pemandangan yang tidak kalah bagusnya…!
By the way, apapun itu masih menjadi Pekerjaan Rumah bagi pemerintah Sulawesi Utara, untuk pembenahan tempat-tempat pariwisata dalam rangka menjadikan Manado sebagai Kota Pariwisata Dunia 2010. Karena tidak cukup hanya menjadikan Manado saja sebagai tujuan pariwisata, tetapi tempat-tempat disekitarnya juga, seperti Tomohon, Tondano, Bitung dll. Namun yang pasti, Torang so dapa’ injang itu pantai Kora-Kora, dan bisa sedikit melepaskan kepenatan dari rutinitas sehari-hari.

Kumpulan Artikel

'........melihat, mengamati,merasakan, dan menuangkannya dalam tulisan.....'