Kamis, April 24, 2014

A Right Man in A Right Place

Teringat mantan bos-ku beberapa tahun yang lalu pernah bertanya begini padaku :
"Punya tulisan gak untuk dikirim ke kompetisi penelitian ilmiah?"
"Tidak punya Pak." Jawabku.
"Kok g punya? Harus punya dong?"
"Aku tidak penulis tahun ini pak?"
"Lah...kamu itu kan penulis, peneliti harus bisa terus menulis !"
"Aku gak punya bahan pak?"
"Lho, asah otakmu, banyak membaca, seorang penulis harus selalu punya banyak ide !"

Aku hanya menlongo waktu itu, dalam hati berkata, apa iya aku bisa terus menulis, terus meneliti? Sementara otakku terasa buntu. Pekerjaan sebagai seorang peneliti membuatku hampir sampai pada titik jenuh.Apalagi harus meneliti sendiri seperti kata bosku? Rasanya jauh panggang dari api.

Terus terang aku hanya berharap penelitian besar yang dilakukan oleh kantorku. Dari situ maka baru tergeraklah aku menulis. Jika tidak ada itu mungkin aku juga akan stagnan. Hanya melihat, melihat dan tidak melakukan apa-apa.

Hingga pada satu masa dimana aku berpikir jika aku terus begini, maka aku tak akan bisa menghasilkan apa-apa. Bukankan seorang peneliti harus terus berinovasi, kreatif dan full imajinasi. Begitu banyak masalah yang harus dijawab dengan melakukan penelitian?

Ok baiklah. Saat itu ada semacam titik tolak aku mulai mengamati sekeliling. Aku mulai menemukan begitu banyak masalah yang perlu dijawab dengan penelitian. Begitu banyak harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan membuatku harus bisa merumuskan masalah dan kemudian menjawabnya. Sungguh aku mulai mengikuti ritme perilaku itu, mengamati, mendapatkan rumusan, menulisnya, menyusunnya, mengkodingnya dan akhirnya menghasilkan sebuah hasil penelitian. Mungkin pikirku waktu itu, itu hanya sesuatu yang sederhana yang kubuat. Tapi setelah hasil tulisan itu dimuat dibeberapa jurnal ilmiah yang juga terkoneksi secara online, aku banyak mendapatkan email dari orang-orang yang sama yang ingin melakukan penelitian yang mirip-pirip dengan apa yang sudah kulakukan. Mereka minta saran, diskusi atau sekedar menunjukkan konsep-konsep mereka.

Dari situ aku mulai merasa bahwa aku sudah larut dalam pekerjaan ini. Dan aku merasa berada pada suatu tempat yang sangat menyenangkan. Aku menikmatinya dengan sangat. Bagiku apa yang kulakukan ini paling tidak bisa menjadi bahan referensi bagi orang lain. Dan aku mulai merasa berguna bagi sesama. Benar juga kata mantan bos ku itu, bahwa aku harus terus- terus mengasah otak dan kemampuanku. Bahwa seorang peneiti tidak harus mentok. Tapi sebaliknya penuh perubahan penuh inovasi kreatif dan bla bla bla...

Tahun lalu, ketika aku mencoba mendata sudah berapa banyak tulisan hasi penelitian yang dibuat sepanjang tahun itu. Maka aku sendiri terkejut dibuatnya. Tidak percaya, karena telah menghasilkan 13 karya tulis itu sudah termasuk tesisku. Aku merasa diberika tantenta olehNya untuk berada dipekerjaan ini. Dan aku wajib mempertanggungjawabkannya kepadaNya.

Tahun ini, 4 bulan sudah berlalu, dan aku sudah menulis 8 KTI. Semuanya sudah dimuat di jurnal ilmiah dan aku tinggal tunggu dikirimi jurnalnya. Tuhan...terimakasih untuk kesempatan ini, terimakasih untuk talenta yang diberikan buatku. Biarkan aku tetap memiliki ini untuk memberi sumbangsih yang berharga buat dunia khususnya di bidang penelitian. Aku  merasa Tuhan telah  memilihku untuk ditempatkan pada tempat yang tepat. A Right Man in a Right Place. Thaks God !

Raching 25, ketika senja mulai turun...



Kumpulan Artikel

'........melihat, mengamati,merasakan, dan menuangkannya dalam tulisan.....'