Senin, Juli 27, 2015

ATTITUDE IS A LITTLE THING THAT MAKES A BIG DIFFERENCE


Dalam perjalanan ke tempat kerja, saya mendengarkan sebuah acara via siaran radio. Seorang motivator yang sangat saya kagumi kebetulan memandu acara itu. Dia mengatakan begini  "Attitude is a little thing that makes a big difference." Atau kalau di Indonesia-kan artinya sikap adalah bagian kecil yang akan membuat perbedaan yang besar. Dia juga mencontohkan, seseorang yang memiliki pendidikan yang tinggi dan pengalaman yang banyak, sama sekali tidak memiliki arti jika orang tersebut tidak memiliki sikap yang baik.

Sungguh, siaran yang tidak lebih dari 15 menit ini, membukakan mataku untuk merenungkan. Ya minimal mengoreksi diri sendiri. Sempat berpikir bahwa sikap yang baik itu banyak modelnya, bisa jadi dia ramah, rendah hati, tidak sombong, jujur, bijaksana dan semua yang baik-baiklah. Namun apa mungkin ya, seseorang memiliki semua sikap-sikap yang baik itu? Sepertinya mustahil. Tetapi minimal, ada beberapa sikap baik itu yang menjadi ‘koleksi’ kita.

Bicara soal sikap baik, tentu tidak ada habisnya. Apalagi di tengah kondisi hidup yang ‘keras’. Hidup terasa sangat berat, banyak persoalan, banyak tekanan, banyak masalah. Ditengah-tengahnya apa kita masih bisa memiliki sikap baik?Orang mungkin saja lebih bertempramen ketika masalah berat menimpah hidupnya atau ketika harapan dan impiannya tidak tercapai. Orang bisa saja menjadi sombong, ketika sudah mencapai fase tertentu dalam hidupnya dimana sekelilingnya tidak sama dengan pencapaian dirinya. Orang bisa saja menjadi tidak jujur (korupsi) disaat ia tidak lagi merasa cukup. Banyak hal yang bisa merubah sikap manusia menjadi lebih buruk dari sebelumnya ketika diperhadapkan dengan beragam kondisi. Dan keadaan ini real terjadi disekeliling kita, bahkan mungkin tanpa sadar kita juga telah menjadi bagian dari pembentukan sikap itu.

Tidak mudah memang menciptakan sikap-sikap yang baik di jaman sekarang. Disaat sekeliling kita telah ‘terjeremus’ di dalam sikap-sikap yang tidak terpuji. Bisa jadi, sikap kita menjadi sama dengan orang-orang sekeliling, bisa jadi juga melahirkan sikap apatis dalam diri karena memikirkan sikap-sikap orang yang semakin hari semakin jauh dari harapan. Ketimbang kita stress, lebih baik, hari ini menjadi titik tolak kita untuk merefresh diri, untuk terus mempertahankan sikap-sikap baik kita. Atau menumbuhkan sikap-sikap baik lainnya. Minimal kita bisa mempengaruhi orang lain menjadi lebih baik melalui sikap-sikap kita. Meskipun seolah tidak ada artinya, namun bisa membuat perbedaan yang besar. Seperti yang dikatakan Winston Churchill:  "Attitude is a little thing that makes a big difference." (ij-on the Gonza).

Kamis, Maret 12, 2015

Reuni

Reuni itu kata yang akhir-akhir ini banyak kita dengarkan. Reuni atau arti katanya "kumpul kembali", "bertemu kembali" dengan kawan-kawan yang dulu pernah menjadi bagian hidup kita di masa lalu. Entah itu dengan teman sekolah dari SD, SMP, SMU, hingga Universitas S1, S2, S3. Atau kumpul kembali dengan teman-teman yang pernah aktif dalam sebuah kelompok, pramuka misalnya, grup olahraga, teman bermain semasa kecil, para tetangga atau kelompok apalah...! Intinya reuni kembali dilakukan setelah bertahun-tahun tidak bertemu, kemudian diadakanlah sebuah reuni untuk mengumpulkan kembali rekan-rekan yang pernah bersama dulu. Tujuannya ya antara lain....ingin kembali mengenang masa-masa kebersamaan dulu.

Reuni ini semakin sering dilakukan sejak media sosial mulai marak dilakukan. Dengan penggunaan facebook utamanya, kegiatan reuni ini semakin dimudahkan. Orang-orang yang dulunya hidup bersama kita di masa-masa lalu, kini muncul kembali melalui media sosial. Rasa senang sekaligus penasaran ingin bertemu mereka dalam sebuah reuni yang real setelah ber'reuni' di media sosial. Orang-orang yang dulunya kita kenal di masa sekolah begitu culun, nakal, cantik, gagah, cerdas, tolol dan lain sebagai apakah masih seperti begitu saat masih jaman sekolah? Hahahaha...pasti banyak cerita setelah bertahun-tahun tidak bertemu.

Melalui situs jejaring sosial pula, acara reuni pun gampang sekali direalisasikan. Cukup membuat sebuah grup yang beranggotakan orang-orang yang sama, misalnya satu sekolah. Kemudian ada yang memprakarsai sebuah acara reuni, tentukan waktunya, maka jadilah sebuah reuni (copy darat) yang sesungguhnya. Kemjuan teknologi media baru ini semakin memudahkan semua orang untuk 'bertemu' kembali.

Namun yang ingin dibahas disini bukan semata-mata kemajuan teknologinya itu, namun saat reuninya itu. Berkumpul setelah bertahun-tahun tidak pernah bertemu menyimpan berbagai cerita bagi masing-masing orang. Kenyataan ini kita temui saat reuni sekolah. Dulu teman-teman yang kita tahu nakalnya tidak ketulungan, yang hampir drop out, bahkan hari-harinya selalu diisi dengan 'skorsing' oleh kepsek karena terlibat perkelahian, siapa nanya kini menjadi seorang pejabat. Amazing..! Dan rata-rata anak-anak seperti itu, yang jika jaman sekolah dulu kita sebut "Madesu" (Masa depan suram) justru termasuk orang-orang yang masuk dalam kelompok sukses. Siapa yang sangka ya? Disisi lain orang-orang yang kita pikir dia akan memiliki setidaknya masa depan yang lebih bagus daripada teman-teman yang 'nakal' lainnya, justru mengalami hidup yang pas-pasan dan tidak memiliki pekerjaan tetap. Meski ada juga teman-teman lainnya yang memang berasal dari keluarga yang kaya raya....mereka pun hingga sekarang masih kaya raya juga, karena dapat bersekolah di sekolah tinggi yang baik dan mendapatkan pekerjaan yang bonafit. adapun yang dari keluarga sederhana kini menjadi sosok yang membanggakan dan berhasil dalam kariernya. Sungguh nasib itu tidak ada yang bisa tebak ya.....!

Yang menarik lagi, selain karier, kehidupan rumah tangga/keluarga juga menjadi 'hal'yang suka dibicarakan dalam reuni. Ada yang sudah janda, sudah duda, sudah menikah lebih dari satu kali, ada pula yang masih jomblo. Ada yang punya anak 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1 adapula yang tidak dianugrahi keturunan. Ada yang bercerita nakanya sudah bekerja, masih sekolah ada pula yang masih bayi, bahkan ada yang baru melahirkan diusia yang tidak lagi muda :), bahkan tidak sedikit yang menceritakan tentang cucu-cucu mereka.

Itulah reuni. Dulu sering yang ada dibenak dan terus bertanya-tanya...mengapa ya kalau orang tua bertemu dengan teman-teman sebayanya, apalagi kalo itu teman akrabnya disekolah dulu, yang mereka ceritakan hanya masa lalu....Ternyata setelah usia terus merambat semakin tua....itu juga terjadi pada diri kita....memang tidak ada hal lain yang paling senang untuk diceritakan selain masa-masa muda yang membahagiakan.

Intinya, reuni sebuah kegiatan yang positif selama itu bertujuan positif juga. Minimal kita memiliki kegiatan lain sebagai refresing disamping bertemu rekan-rekan lain untuk kangan-kangenan, kita bisa juga saling sharing tentang hal-hal yang membuat mereka berhasil, atau pun bisa membantu rekan-rekan lain yang kurang beruntung. Harus memiliki nilai-nilai positif bukan hanya sekedar 'berkumpul kembali'. (ij)


Jumat, Februari 06, 2015

EBONY and IVORY

Pagi ini, saat berangkat kerja, sebuah lagu lawas milik Paul Mc Carney kudengarkan dari sebuah radio. Judulnya Ebony and Ivory. Lagu ini sangat hits dijamannya. Sangking hitnya saya sangat menghafal bait-baitnya. Teringat juga dalam sebuah meeting bahasa Inggris saat kuliah dulu, kita pernah mengkaji makna bait-bait lagu ini. Selain asik didengarkan musiknya, sebenarnya makna bait-bait lagu ini sangat dalam. Padahal lagu ini hanya terdiri dari 2 bait saja, dan diulangi hingga 2 kali.

Awalnya teks lagunya nya begini: 
“Ebony and ivory live together in perfect harmony
Side by side on my piano keyboard, oh Lord, why don't we?”

 (Sumber gambar :Google)

Ebony itu artinya  kayu yang warnanya hitam, sementara  Ivory itu artinya  gading gajah. Nah gading gajah itu biasanya berwarna antara putih dan krem. Jadi tidak benar-benar putih. Kedua warna ini sangat kontras disandingkan sebagai tuts-tuts pada piano. Paul mengatakan keduanya hidup bersama berdampingan pada pianoku. Makna denotasinya, seperti itu. Jika kita lihat makna konotasinya (makna mendalam) pada kalimat itu adalah berhubungan dengan RAS (Rasial, Agama dan Suku). Paul mencoba mengangkat soal perbedaan warna kulit putih dan hitam yang pada tahun 80 an menjadi isu penting di Eropah. Orang-orang kulit hitam (Negro) dianggap sebagai kaum marginal. Sehingga Paul berpendapat Ebony dan Ivory yang ada pada piano, jika dimainkan bersamaan maka akan menghasilkan harmoni nada yang sempurna dan enak didengar. Mengapa kita tidak bisa hidup seperti itu? Artinya meskipun kita berbeda (tidak saja soal warna kulit) tapi juga berbeda suku, dan agama, maka selayaknya kita bisa hidup berdampingan satu sama lain dengan damai.

“We all know that people are the same where ever we go
There is good and bad in ev'ryone,
We learn to live, we learn to give
Each other what we need to survive together alive.”

Benar sekali, filosofi-nya manusia itu kemanapun kita pergi, bahkan sampai di ujung dunia yang namanya manusia pastilah memiliki dua sisi yaitu sisi baik dan juga sisi buruk. Sudah memang tercipta seperti itu. Namun disitulah sebenarnya inti hidup yang harus kita usahakan bersama, untuk saling memberi satu sama lain apa yang kita butuhkan supaya kita bisa bertahan bersama dalam hidup ini. Lihat saja dalam sebuah tuts piano, tidak pernah ada tuts yang warnanya putih saja atau sebaliknya warna hitam saja (kecuali pemiliknya mencat hitam semuanya atau putih semuanya :) ). Tuts piano terdiri dari 88 tuts, 36 tuts hitam dan 52 tuts putih. Tuts putih berfungsi untuk memainkan nada–nada pokok/asli sedangkan tuts hitam berfungsi untuk memainkan nada–nada kromatis. Artinya apa? Tuts putih tidak akan bisa berdiri sendiri tanpa tuts hitam. Begitu pula sebaliknya. (Mungkin bisa sih...tapi tidak akan semerdu jika dimainkan secara bersama). Masing-masing tuts punya kelebihan dan kekurangan. Namun jika disatukan dalam sebuah permainan piano, justru akan menghasilkan irama yang sangat indah.

Paul McCartney sendiri menuliskan lagu itu karena terinspirasi dengan oleh perkataan Spike Milligan yang mengatakan bahwa "black notes, white notes, and you need to play the two to make harmony, folks!" yang artinya not hitam, not putih, dan kamu perlu memainkannya untuk menciptakan harmoni, sobat! Namun beberapa sumber mengatakan bahwa kalimat-kalimat bermakna seperti itu sebenarnya sudah popular pada tahun 1920-an oleh James Aggrey yang ikut mengilhami pembuatan judul jurnal pan-Afrika, yaitu 'The Keys'. Yang menarik lagi karena lagu yang dirilis tahun 1982 dan dinyanyikan sendiri oleh Paul McCartney dan juga menggandeng Stevie Wonder (penyanyi tuna netra dan berkulit hitam). Sepertinya Paul juga hendak menunjukkan dia mampu juga bekerjasama dengan penyanyi yang berbeda ras dengannya. Lagu tersebut menempati posisi puncak tangga lagu di Britania Raya dan Amerika Serikat tahun yang sama lagu itu dirilis.


Terlepas dari kejayaan lagu itu dimasanya, biarlah makna lagunya bisa tetap abadi. Dimana meski kita berbeda (ras, agama dan suku) namun kita bisa tetap hidup berdampingan dengan damai, saling beriringan, saling menghormati, saling menghargai, saling bertoleransi sehingga bisa menghasilkan harmoni yang sempurna dan indah dalam hidup ini….like Ebony and Ivory ! (ij)



Kamis, Februari 05, 2015

Pusing, Nontonnya Pak !

Sumpah, melihat kondisi perseteruan antara KPK vs Polisi yang disiarkan di televisi, media online, media sosial, percakapan di warung kopi, membuatku miris. Kok bisa separah ini yang kondisinya? Teringat waktu Cicak vs Buaya jilid satu dan dua 'meletus' beberapa tahun lalu, meski juga heboh namun bisa dikatakan tidak separah dan selama ini tanyangannya di media massa. Kalau dulu hanya satu perkara saja, tapi kini, satu peristiwa melahirkan peristiwa baru, sambung menyambung menjadi satu dan lamaaaaa....!
(Sumber gambar: Waspada.co.id)
Dalam sebuah percakapan dengan teman, saya mengatakan bahwa tidak menyangka, kasus ini bakal seheboh ini di era presiden baru. Menurutku kejadian ini sangat heboh dibanding peristiwa yang sama beberapa tahun lalu saat SBY masih berkuasa. Harapan akan presiden baru dapat menyelesaikan masalah ini, sepertinya masih belum kelihatan drastis. Walaupun saya tahu Mr. Presiden juga pasti lagi pusing dengan masalah ini.

Hal lain yang selalu membuatku bertanya, kok bisa ya masalah ini seakan lama terselesaikan, padahal sudah banyak pihak yang dipanggil, sudah ada tim yang dibentuk untuk menyelesaikan perselisihan ini. Tapi proses penyelesaian seakan belum juga diputuskan. Padahal media massa sudah menyiarkan berkali-kali pendapat dari pakar ini itu, di media sosial juga sudah ramai bergeliat opini-opini menurut ini itu. Jujur kita bingung dibuatnya. Bingung sebenarnya yang terjadi ini apa?karena apa?Tapi butuh waktu dan butuh intelejen independen untuk bisa menjawabnya. Hehehe...soalnya hari begini siapa lagi yang bakal dipercaya di negeri ini? Kecuali Sang Khalik

Ada anggapan peristiwa ini sebagai pelemahan KPK, ada juga yang mengatakan bahwa KPK bukan dewa, sekarang saatnya masyarakat menilai siapa KPK sesungguhnya.Selama ini polisi selalu dicitrakan sebagai pihak yang tidak benar. Untuk yang terakhir ini, sepertinya masih tetap kebanyakan masyarakat berpendapat seperti itu, walau jujur saja, tidak semua orang yang berprofesi itu seperti yang dicitrakan.

Tapi apapun itu, sebagai rakyat jelata, mohon sangat perselisihan ini bisa diselesaikan, tentu atas inisiatif pihak yang bisa menyelesaikannya (Mr. Presiden). Pusing nontonnya Pak! Pusing lihat tayangan televisi itu-itu saja, padahal masalah bangsa ini bukan cuma itu....iya kan?

#MasihNontonKisruhItu;(

Senin, Februari 02, 2015

Cintai Pekerjaan,Menyelamlah di Dalamnya, Konsisten dan Ikhlas dengan itu !

Sungguh, kaget mendengar dan melihat hasil evaluasi kerja disampaikan oleh bagian HRD kepadaku. Aku dinyatakan sebagai karyawan dengan nilai evaluasi tertinggi? Masak iya sih?Seorang Kaka bisa meraih itu? Padahal jujur tidak pernah ada target sebegitu dasyatnya. Bagiku yang terpenting bisa capai target sesuai yang ditetapkan di awal tahun, kalo pun hasilnya lebih...itu bonuslah. Tapi tak mengapa, yang penting aku sudah bekerja semaksimal mungkin.

Bicara tentang target kerja, pastilah semua pekerja punya target. Kita sudah diwanti-wanti sejak awal untuk melaksanakan ini ini dan ini. Targetnya bisa tercapai semua. Nah yang bagus dari pengalaman ini adalah, target itu melampaui dari apa yang disusun di awal tahun. Pastilah hal ini berimbas pada 'bonus' bulanan...dan itu yang tidak pernah ku pikirkan sebelumnya. Bagiku hanya kerja kerja kerja (waduh....sudah terkontaminasi dengan kabinetnya Jokowi nee). Tapi bener, bagiku bisa bekerja semaksimal mungkin, ga ada kata g ada kerjaan....tidak mungkin itu.

Teringat lagi bagiku cerita dengan pak Olan (ada juga di blog ini kok), lagi-lagi itulah yang menjadi dasarku untuk terus memberi sumbangsih yang berarti bagi siapapun, negeri ini, perusahan ini, masyarakat ini. Mungkin agak klise ya...atau seperti mengawang-ngawang....tapi yakinlah setiap apa yang kita kerjakan apalagi dengan sungguh-sungguh akan memberi sumbangsih yang baik juga bagi orang lain. Kuncinya cuma satu, cintai pekerjaan itu, menyelamlah di dalamnya dan konsisten serta ikhlas dengan itu. Niscaya itu akan mendatangkan prestasi. Selamat berkarya di bidang masing-masing !

Habis dicecar Tugas Lagi.....semangat !!!


Kumpulan Artikel

'........melihat, mengamati,merasakan, dan menuangkannya dalam tulisan.....'